Rabu, 15 Maret 2017

salam kawitan

ji walang kaji kukuk beluk dem-dem... 
siti nang kali bagong nang embong
siti jaluk rabi dirabekno asu mbaong
#hoooookyyaaaaaa


kenapa anak-anak dan remaja serta banyak generasi tidak lagi bermain bahkan mengenal mainan dan permainan Tradisional? karena pengaruh Gadget, dunia perkembangan teknologi?? itu bisa betul tapi tidak sepenunya pokok dan utama.

yang paling utama adalah karena : 1. apakah benar2 masih ada dan banyak yang bersedia mengajak bermain tradisional? faktanya tidak banyak [bahkan nyaris sedikit sekali] yang masih bersedia sungguh2 mengajak bermain permainan tradisional. 

okeylah, katakan poin yang mengajak bermain ini sudah ada. lalu benarkah masih ada lahan/arena yang dipastikan bisa di pakai-dimanfaatkan untuk ruang bermain tradisional??  

pun katakanlah ada pelaku dan ada lahan-arena main yang bisa di tempati. benarkah itu akan memenuhi kebutuhan anak-remaja-dewasa benar2 bisa bermain tradisional? belum tentu.

karena yang paling pokok adalah ketersediaan data mainan dan permainan di lembaga2 arsip resmi, perpustakaan daerah juga terlampau minim dokumentasi permainan tradisional. hal tersebut meliputi baik bentuk alat mainan, pola mainan dan panduan praktis bagaimana memainkan nama-nama permainan tradisional yang di negeri multi etnik, budaya, bahasa dan keragaman ini berkelimpahan permainan.

Padahal Indonesia adalah bangsa bermain.

Secara nasional  sedikitnya ada 74.000  Desa,
700 Bahasa Lebih. Dengan aneka  kekayaan
Seni dan Budaya. Tarian, tenun, pahatan, ukiran, dll.
Salah satu yang yang masih sedikit di gali adalah
kelimpahan mainan dan permainan Tradisional.
Republik Dolanan hadir dalam rangka mendata,
mengkaji, mendokumentasikan kembali mahakarya
bangsa berkesenian dan berkebudayaan

Sejak tahun 2008 Komunitas Lingkar Inspirasi Dolanan Indonesia,
secara swadaya mengumpulkan data mainan dan permainan tradisional. Kemudian pada 2011 mulai mengurus menginisiatifi jejaring pelaku pelestari mainan dan permainan tradisional. khususnya yang ada di Jawa Timur beserta wilayah Nusantara.

Dan pada tahun 2014 memutuskan gerakan LIDI sebagai ruang Inovasi Sosial bersama Yayasan Inovasi sosial Indonesia (ISI foundation). bahwa semua upaya pembangunan sosial melalui gerakan merawat mainan dan permainan Tradisional ada bagian dari skema inovasi sosial.

sekarang komunitas LIDI dan semua inisiatifnya melestarikan permainan tradisional. semakin percaya dengan dunia 5b - bermain belajar berkarya bekerja berkolaborasi.

"bermain permainan - permainan bermain"

mari merayakan seni bermain

#salamkawitan

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar